JIHAD DAN TERORISME
Ditulis oleh: Kang Daden Robi Rahman
Dalam
kondisi dunia yang terhegemoni kekuatan Barat saat ini, tidak aneh kiranya
banyak kita temui para ustadz, kyai, ‘ulama, mujāhid, dan para aktifis Islam lainnya
menjadi sasaran para penguasa zhalim. Apalagi isu terrorisme yang berkembang
sekarang, dimana isu ini sudah menjadi isu global. Dikarenakan kekuatan global
ada di pada kekuasaan-kekuasan tiran yang dikoordinatori Amerika sebagai
representasi kekuatan Barat, maka kaum muslimin yang tsiqah pun menjadi
sasaran korban kebiadaban mereka. Pemerintahan Amerika dan sekutunya telah
mengarahkan pandangan manusia dunia, termasuk negeri-negeri muslim, untuk
menyatakan bahwa apa yang dilakukan kaum muslimin dunia yang melaksanakan
syari’at Islam, khususnya jihad adalah para teroris yang mesti ditangkap,
dipenjarakan, bahkan dibunuh. Dan patut disayangkan, banyak dari kaum muslimin
yang termakan makar tersebut, yang akhirnya mereka bukannya membantu para
mujahidin, justru mencelanya. Akhirnya kaum muslimin pun khawatir, bahkan takut
kalau berbicara jihad, apalagi mengamalkannya.
Bahkan
bukan hanya umat Islam saja yang menjadi sasaran, lebih parah lagi Islam
diidentikan dengan terorisme. Mereka mencoba membuat opini, wacana, dan makar
bahwa Islam sebagai agama adalah dogma, dogma dogma identik dengan fanatisme,
fanatisme menimbulkan fundamentalisme, fundamentalisme identik dengan jihad,
dan jihad melahirkan terorisme.
Isu
terorisme yang selalu dikait-kaitkan dengan kaum muslimin dan Islam ini adalah
bentuk peperangan pada ranah opini dan pemikiran atau biasa disebut dengan ghazwul
fikry. Seharusnya kita tidak boleh begitu gampang termakan makar. Tetapi
begitulah realitas yang menimpa kaum muslimin dunia yang seakan inferior
dibawah superioritas Barat. Padahal sangat jelas makar bahwa jihad identik
dengan terorisme adalah fitnah yang diarahkan kepada umat Islam. Di satu sisi,
ajaran jihad merupakan ajaran yang jelas adanya di dalam Islam. Bahkan jihad
mempunyai kedudukan yang teramat mulia di dalam Islam, sebagaimana sabda Rasul
SAW,
“Maukah aku kabarkan kepala segala urusan, tiangnya,
dan puncak ketinggiannya? Saya (Muadz) berkata: Tentu ya Rasulullah. Rasul
bersabda: Kepala setiap urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak
ketinggiannya adalah jihad fī sabīlillāh” (HR. at-Tirmidzi [no.2616](
Disisi
lain, terorisme merupakan sebuah paham yang dikecam oleh Islam, karena paham
ini merupakan paham yang mengajarkan kekerasan, menyebarkan ancaman, dan
menebarkan permusuhan. Sebagaimana telah dirumuskan Majma’ al-Fiqh al-Islāmy
sebagai lembaga fikih internasional, menyatakan terorisme sebagai suatu
permusuhan yang ditekuni oleh individu-individu, kelompok-kelompok, atau
negara-negara dengan penuh kesewenang-wenangan terhadap manusia (agama, darah,
harta, dan kehormatannya). Dan ia mencakup berbagai bentuk pemunculan rasa
takut, gangguan, ancaman, dan pembunuhan tanpa hak serta apa yang berkaitan
dengan bentuk-bentuk permusuhan, membuat ketakutan di jalan-jalan, membajak di
jalan dan segala perbuatan kekerasan dan ancaman. Aplikasinya terjadi pada
suatu kegiatan dosa secara individu maupun kelompok, dengan target melemparkan
ketakutan di tengah manusia, atau membuat mereka takut dengan gangguan terhadap
mereka, atau memberikan bahaya pada kehidupan, kebebasan, keamanan, atau
kondisi-kondisi mereka. Dan diantara bentuk-bentuknya, melekatkan bahaya pada
suatu lingkungan, fasilitas, maupun kepemilikan umum atau khusus, atau
memberikan bahaya pada salah satu sumber daya atau asset negara atau umum.
Seluruh hal ini tergolong kerusakan di muka bumi yang dilarang Allah SWT. (Qarārāt
al-Majma’ al-Fiqh al-Islāmy dalam Dzulqanain ibn Muhammad Sanusi, Meraih
Kemuliaan Dengan Jihad, Pustaka as-Sunnah, 2006, hal.165)
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Qs.
Al-A’raf:56).