Kenang-Kenangan IMSS

Senin, 27 Agustus 2012

OUTLINE GRAND OPENING INTERNATIONAL MUSLIM STUDENTS SUMMIT
GRAND SEMINAR BERSAMA IBU TRI MUMPUNI DAN PAK DAHLAN ISKAN

SEKILAS TENTANG IBU TRI MUMPUNI
Beliau adalah penggagas listrik mikro untuk pedesaan yang tidak tersentuh aliran listrik negara, PLN. Mulanya beliau mengembangkan listrik mikro di pedesaan itu hanya berniat sebatas untuk penerangan saja di desa tersebut, tetapi implikasinya jauh lebih dari itu. Karena yang mulanya untuk mengaji dan berlajar harus menggunakan cempor yang membuat muka hitam, dengan adanya listrik maka lampu bisa menyala, implikasi lanjutnya tingkat pendidikan dan pemahaman di desa tersebut bisa menjadi jauh lebih maju. Selain itu ternyata listrik mikro tersebut dapat dijual ke negara, sehingga memberikan surplus kepada desa tersebut untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Selain itu banyak sekali manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat desa itu dengan adanya listrik mikro yang sekarang telah menjadi investasi dan asset bagi desa tersebut. Mari kita bayangkan, jika hal tersebut bisa menjadi amal jariyyah, tentunya akan sangat menguntungkan sekali. Selain itu bu Tri Mumpuni juga telah mendapatkan berbagai penghargaan nasional dan internasional karena hal tersebut. Jika kita memfokuskan pada tujuan akhirat, maka berkah yang akan didapat pun bukan hanya di akhirat atau dunia saja, tapi keberkahaan dunia akhirat.

ISI PEMAPARAN BELIAU:
Setiap orang itu unik dengan perbedaannya masing-masing, dan perbedaan itu ada sebagai sarana untuk saling melengkapi antara satu orang dengan orang lainnya untuk membentuk harmoni kehidupan yang lebih baik. Maka berkolaborasilah dan bersinergilah anda semua untuk membangun Indonesia kea rah yang lebih baik dan lebih makmur.

Islam sejak kehadirannya bertujuan untuk menjadi rahmat universal bagi semesta alam, maka sebagai aktivis dakwah kampus, hendaknya kita mentekadkan dalam hati kita bahwa hidup kita adalah HARUS menjadi rahmatan lil ‘alamin!

Setiap orang yang tidak mempunyai kesempatan hidup enak seperti kita, sejatinya merekalah ladang beramal sholeh kita. Tidak ada orang yang menjadi hidup susah karena memberi. Dan perlu diketahui juga bahwa do’a kaum dhuafa itu cenderung lebih cepat diijabah. Maka jika hidup teman-teman ingin  lebih berarti dan lebih sukses, maka memberilah kepada kaum dhuafa dan jangan ragu untuk memberi!

Meskipun kita sudah nyaman dengna hidup kita seperti ini dengan segala fasilitas yang ada di sekitar kita, untuk meraih keberhasilan tidaklah dapat diraih dengan berleha-leha. Keluarlah dari zona nyaman, lihatlah keadaan sekitar kita, karena masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita!

Jangan katakana orang Indonesia itu miskin, karena sangat banyak sekali orang Indonesia yang sukses di luar negeri, baik yang memegang jabatan strategis di perusahaan-perusahaan multinasional ataupun yang menjadi seorang professional, hanya saja mereka cenderung pragmatis untuk mengabdi dan membangun negeri sendiri. Dan ini yang tidak diharapkan oleh bangsa: sikap pragmatisme kaum intelektual untuk membangun negeri.

Untuk meraih keberhasilan, maka be different! Saat orang lain sibuk memikirkan berkarir di dunia internasional, maka kita harus berani untuk memikirkan bagaimana berkarir dalam negeri untuk membantu orang sekitar kita. Dan perlu diketahui bahwa dengan membantu orang lain, maka akan membuat diri kita menjadi lebih kuat.

3 wasiat penting dari ibu Tri Mumpuni:
  1. Mudahkanlah orang lain, maka Allah akan memudahkan segalanya untukmu!
  2. Berpihaklah kepada kaum marginal!
  3. Berbagilah jika anda punya rezeki!

Terkadang kita selalu mencari solusi untuk menyelesaikan masalah negeri ini dengan rumit dan njelimet, padahal yang dibutuhkan oleh kita untuk membangun negeri ini hanyalah sebuah solusi simple yang tepat sasaran dan tepat guna untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Seperti yang ibu Tri Mumpuni lakukan hingga mendapat kehormatan internasional, karena membantu penerangan di kampung-kampung terpencil dengan membina dan membangun desa tersebut mempunyai listrik secara mandiri.

Jangan mengharapkan imbalan dari manusia, tapi mengharaplah imbalan hanya kepada Allah, niscaya Allah akan memberi lebih daripada yang kita bayangkan!.
Paska kuliah, kita tidaklah akan hidup sendiri. Tapi kita akan hidup bersama pasangan hidup kita membina rumah tangga dan merajut mimpi bersama. Maka CARILAH JODOH YANG PAS! Jika anda menyukai kegiatan social development, maka carilah pasangan yang mempunyai social development juga untuk berkolaborasi dan bersinergi bersama untuk pembangunan sosial. Dan dengan mencari jodoh yang pas, kita pun tidak akan mempunyai masalah dengan pasangan hidup kita terkait hobi kita tersebut, tapi yang ada malah akan saling support dan berkerja sama dalam hobi yang sama pula.

Kita tidak bisa mengubah bangsa secara sekaligus, tapi harus bertahap sedikit demi sedikit. Tidak ada perubahan besar tanpa diawali dengan langkah perubahan yang jauh lebih kecil terlebih dahulu. Maka jika anda berniat untuk mengubah dunia, mulailah dari hal yang paling kecil sekarang juga!

Perubahan ke arah yang lebih baik tidak akan pernah terjadi tanpa adanya keyakinan dan kemauan dari subjek nya.

Rumusan hidup yang membuat ibu Tri Mumpuni tetap survive dalam pengembangan sosial ada di QS Ath Thalaq : 2-3

Wasiat lain ibu Tri Mumpuni: jaga silaturahim, kepercayaan, dan komitmen kita!

Kesalahan yang ada sekarang adalah bisnis komersial, atau bisnis yang investasinya hanya bertumpu pada sector industry dan ekonomi, sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial yang begitu jauh antara si pemilik modal dan kalanagan grassroot. Yang disarankan sebagai solusi oleh Ibu Tri Mumpuni adalah bisnis sosial, atau bisnis yang berbasis pada kemitraan dengan masyarakat yang dikelola dengan adil, selaras, dan sinergi dengan perkembangan masyarakat. Bisnis dengan artian bukan terfokus pada profit oriented, tapi manfaat dan mashlahat untuk ummat oriented.

Kondisi sekarang yang terjadi di Indonesia adalah paradigma dominasi investor, dimana pemerintah dengan kebijakannya bekerjasama dengan investor dengan modalnya, untuk sama-sama mengeksploitasi kekayaan alam yang seharusnya didedikasikan sepenuhnya untuk rakyat, hal ini berimplikasi pada terjadinya kesenjangan sosial yang sangat parah antara masyarakat kecil dengan pemerintah dan investor. Rakyat tidak mendapatkan apa yang seharusnya menjadi haknya, sementara kekayaan alam hanya bisa dinikmati oleh golongan atas saja.

Ide yang harus digalakkan adalah: sinergisitas dalam membangun kemitraan masyarakat, dimana rakyat, pemerintah dan investor bekerja sama secara langsung, sehingga yang terjadi adalah kebijakan politik dan ekonomi yang berpihak pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan pro dalam pembangunan daerah.

Posisi pemimpin dengan masyarakat dalam membangun daerah: menghubungkan masyarakat dengan investor dan kebijakan publik; berikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengelola investasi yang telahdiberikan secara langsung.
Step yang bisa dilakukan adalah dengan: unlock potensi masyarakat, kembangkan potensi, kawal perkembangannya, berikan dukungan dan penjagaan perkembangan untuk dapat terus berinovasi.

Ada dua kunci untuk mengubah bangsa: semangat dan idealisme pemuda dan dukungan dari golongan tua.

Untuk membangun bangsa tolong sinkronkan dan komunikasikan setiap gagasan yang ada, setiap tindakan yang akan dilaksanakan, dan setiap kata yang akan terucap antara otak dan hati. Karena keduanya harus tetap bersinergi untuk dapat mencapai setiap tujuan kita dengan keberkahan di dunia dan akhirat.


SEKILAS TENTANG PAK DAHLAN ISKAN
Beliau adalah Menteri BUMN RI. Dan tidak perlu dipertanyakan lagi siapa beliau, karena kita juga sudah tahu dengan sosok yang hanya lulus sampai madrasah ‘aliyyah saja ini. ^^

ISI PEMAPARAN BELIAU
Sebagai pembuka, beliau menceritakan tentang kasus pabrik gula di Indonesia yang selalu menuai rugi dan rugi saja, sehingga memaksa beliau harus turun tangan seara langsung. Dan berdasarkan analisa beliau, ternyata yang menyebabkan pabrik tersebut selalu rugi adalah dari manajemennya yang sangat buruk. Ibrohnya adalah segala sesuatu jikalau tidak dimanage dengan baik, ya hasilnya sudah dipastikan akan gagal, pun dengan perekonomian kita yang semakin hari semakin tidak karuan saja, juga diakibatkan karena manajemen perekonomian Indonesia yang kurang baik, jika tidak ingin dikatakan buruk.

Kondisi di atas kertas adalah: 10 tahun yang akan datang Indonesia akan mengalami peningkatan dalam kebutuhan akan ekonomi, industry, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya. Hal ini diakibatkan karena pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin tinggi dan disertai dengan gaya hidup yang semakin modern juga. Misalnya: dulu kita menganggap handphone sebagai barang tersier, tapi sekarang handphone telah menjadi seperti barang primer. Apalagi 10 tahun yang akan datang!!!. Dan yang menjadi MASALAH adalah: masyarakat kecil disuguhkan dengan fantasi dan euphoria kemajuan taraf hidup dalam modernitas, tapi realitanya mereka tidak sanggup untuk mengikuti modernitas tersebut secara sehat karena keterbatasan yang merkea miliki seperti keterbatasan ekonomi. Dan hal inilah yang akan menghasilkan derivasi masalah lain yang aka nada di masyarakat. Sehingga solusi yang harus diperkuat dari mulai sekarang adalah perkuat sektor ekonomi, intelektual (termasuk hati), dan industry yang ada untuk mencapai kemerdekaan yang hakiki.

Generasi mahasiswa sekarang, akan mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh generasi zaman pak Dahlan Iskan dulu, yaitu:
Parameter
Dulu
Sekarang
Intelektualitas
Banyak anak drop out
Minimal strata-1
Pendapatan per kapita
+ $100
+ $3500
Birokrasi politik
Ada tukang bagi2 nya (keluarga cendana)
Tukang bagi2nya sudah tidak ada


Mobil KIAT SMK, bukanlah solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan di bidang energi dan transportasi, karena jika kita masih mengandalkan BBM, maka tetap saja kita akan terperangkap pada permasalahan yang selalu dihadapi oleh setiap generasi yang pernah memimpin Indonesia: permasalahan kenaikan harga BBM yang berimplikasi multidimensi, ditambah lagi dengan kondisi BBM yang semakin hari semakin menipis, akan mengakibatkan Indonesia akan segera ditimpa bencana ekonomi yang sangat besar di beberapa tahun yang akan datang. Sehingga yang harus dilakukan dari mulai sekarang adalah Think big! Think visioner!!.

Sehingga untuk mengatasi permasalahan yang selalu menjerat setiap generasi kepemimpinan negeri ini adalah:
  1. Keluar dari ketergantungan BBM dengan inovasi dan solusi kreatif!
  2. Tembus stagnansi dan kebiasaan lama!
  3. Gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan!

Dan beliau mengimplementasikan solusi tersebut pada mobil listrik, dengan alasan dengan penggunaan listrik sebagai pengganti BBM, maka otomatis kita sedikit demi sedikit akan keluar dari permasalahan BBM; mobil listrik tidak perlu uji emisi, karena emisinya NOL; jika kita bersaing dengan Jepang atau Eropa selaku produsen mobil BBM, kita kalah jauh, karena merka telah mulai jauh-jauh dasawarsa sebelum kita, sedangkan kita baru mulai sekarang, tapi jika kita mengembangkan mobil listrik, kita bisa setara dengan mereka suatu hari nanti, karena kita start pada waktu yang hamper bersamaan; mobil listrik jauh lebih mudah dari segi perawatannya (mungkin sperti mobil tamiya).

Setelah kita berfikiran besar dan berfikiran visioner, maka yang harus kita lakukan adalah talk less do more! Sudahlah kita berhenti berdemo tentang masalah pangan, tapi apa yang kita makan masihlah berupa tepung gandum. Padahal kita terus-terusan mengimpor gandum dari Amerika setiap tahunnya, tidak kurang dari 20 hektar ladang gandum di Amerika yang kita impor setiap tahunnya, dan kita tidak bisa terus-terusan membuat bangsa lain menjadi kaya raya sedangkan kita tetap ketergantungan dengan mie dan gorengan yang setiap hari kita makan. Jangan hanya bicara solusi, tapi lakukan solusi. Misalnya dengan menanam biji solgum yang telah dilakukan di berbagai daerah sebagai bahan pangan pengganti gandum.

Selain itu, terkadang kita sering kali lupa dengan potensi dalam negeri dan lebih senang dengan barang-barang impor yang padahal secara kualitas masih lebih bagus produk dalam negeri. Misalkan saja dengan sagu yang sangat cocok sebagai bahan pengganti nasi dan tepung yang sering terlupa sebagai produk nabati tinggi dalam negeri. Dan masalah lain adalah apresisasi rakyat Indonesia terhadap barang dalam negeri yang masih cenderung kurang, misalkan untuk harga sagu di Papua itu + Rp. 20.000 per kilogram, sedangkan di Jawa hanya berkisar + Rp. 10.000 per kilogram. Hal tersebut terjadi dikarenakan sagu hanya ada di wilayah Indonesia Timur, tapi untuk proses pengolahannya ya tetap ada di pulau Jawa, setelah diolah di Jawa, maka sagu tersebut didistribusikan kembali di Papua. Masalah seperti ini bukan hanya ada di wilayah domestic saja, tapi sampai ke tingkat Internasional. Kita mempunyai bahan baku segala hal, tapi kita tidak bisa mengolahnya sehingga kita mengekspornya ke luar negeri, setelah diolah di luar negeri, maka kita pun membeli barang yang berasal dari dalam negeri dengan harga yang jauh lebih mahal. Padahal kalaulah kita mempunyai keinginan untuk segera mengakhiri kebiasaan bergantung dengan negeri lain, maka sebenarnya pun kita bisa untuk mandiri secara total. Untuk permasalahan ongkos transportasi barang pun, ternyata transportasi ke dalam negeri jauh lebih mahal daripada biaya transportasi yang dibutuhkan untuk mengekspor barang ke luar negeri. Hal ini berimplikasi pada semakin mahalnya barang asli dalam negeri, sehingga daya beli masyarakat lebih tertarik dengan barang imporan yang cenderung sama harganya, tapi beda labelnya. (kita latah dengan produk yang berbau merek luar negeri: mungkin ini maksud dari Pak Dahlan)

Untuk dapat memperbaiki kondisi Indonesia, maka kita pun harus mengetahui terlebih dahulu masalah apa yang sebenarnya dihadapi oleh Indonesia kini. Setelah diketahui, kemudian kita breakdown dan kita harus bisa tampil all out untuk memperbaiki Indonesia sesuai dengan bidang yang kita tekuni masing-masing. Jangan lupakan juga komunitas yang ada di sekitar kita sebagai mitra kita mencapai impian bersama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik; silaturahmi yang intens dengan berbagai pihak; dan inovasi kreatif dari berbagai hal positif yang telah ada sekarang ini agar dapat lebih maksimal.

Selain itu, kita juga seharusnya mengetahui tantangan-tantangan yang harus kita hadapi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dalam 10 tahun ke depan. Misalnya dengan maraknya kemunculan kelas menengah ke atas yang baru di Indonesia. Orang-orang dengan kondisi sosial seperti ini akan selalu menuntut pada hal yang bersifat cepat, vocal, dan ingin hidup nyaman, sebagai implikasi langsung dari pesatnya arus informasi dan modernitas yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini mengakibatkan apa yang diinginkan oleh kalangan kelas menengah baru (mobile, vocal, dan ingin hidup nyaman) sulit untuk dapat difahami oleh birokrasi sekarang, sehingga terjadi kekurang cocokan antara tuntutan masyarakat dengan birokrasi yang ada, misalnya untuk membangun sebuah fasilitas publik, dibutuhkan waktu yang relatif lama, sedangkan masyarakat menginginkan yang serba cepat dan instant saja. Implikasi lain yang ada adalah terjadinya ranjau kelas menengah ke bawah yang diakibatkan oleh ketidak sesuaian antara keinginan dengan realita yang ada. Kelas ini setiap hari disuguhi dengan fasilitas mewah dan mobile yang ditawarkan sebagai bentuk nyata modernitas tapi tidak didukung dengan kekuatan ekonomi yang mumpuni juga, misalnya dengan handphone yang serba sangat canggih atau fasilitas teknologi yang lain, sementara kondisi realitanya kondisi ekonomi mereka belumlah cukup mampu untuk dapat menikmati semua fasilitas yang ada tersebut. Pun dalam skala nasional, kita menginginkan untuk seperti negeri lain yang sudah serba canggih, tapi secara SDM kita cenderung masih belum bisa dimaksimalkan, hingga akhirnya kita hanya bisa menjadi bangsa yang senantiasa berangan-angan saja. Dan tantangan-tantangan seperti inilah yang harus kita sikapi bersama dengan bijaksana pula karena jika dibiarkan bisa mengakibatkan pada kegagalan cita-cita bersama kita di 10 tahun yang akan datang (membawa Indonesia ke arah yang jauh lebih baik). Dan kita fahami bersama bahwa apa yang dibutuhkan oleh kita adalah jiwa-jiwa pemuda dengan ‘strong leadership’ yang tetap idealis membangun bangsa di masa sekarang ataupun masa depan.

Terkadang kita seringkali memperdebatkan apakah ekonomi dulu yang harus dikembangkan, ataukah teknologi dulu yang harus dikembangkan. Sebenarnya pertanyaan tersebut adalah debatable. Dan jawabannya adalah kenapa tidak kita kembangkan saja dua-duanya beriringan karena kita pun pasti bisa?

Pak dahlan: kita tahu bahwa setiap zaman mempunyai genereasi terbaik dan tentunya setiap generasi terbaik pun mempunyai zamannya sendiri. Silakan anda semua pemuda berekspresi sesuai dengan zaman anda sekarang, karena masa depan adalah milik kalian, bukan milik kami (golongan yang sudah akan menjadi tua di 10 tahun yang akan datang). Tapi jangan pernah lupakan kami untuk dapat menikmati keberhasilan anda semua di masa datang. ^_^

***THE END***
Copyright @ 2013 elfaakir 23. Designed by Templateism | MyBloggerLab

About Metro

Follow us on Facebook