Spontanitas Sebuah Tulisan

Jumat, 15 April 2011

APA YANG HARUS AKU TULIS? -.-“a


Aku tidak tahu apa yang harus aku tulis, mungkin hal ini juga dialami oleh semua orang ketika masih amatir dalam dunia tulis menulis, sbuah masalah yang sama: kesulitan untuk menentukan apa yang harus ditulis.
Mungkin aku, anda, atau bahkan kita semua pernah mengalami kesuliatan yang sama dalam membuat sebuah tulisan, tapi yakinlah untaian kata akan mengalir dengan lancar ketika anda sudah memulai untuk menulis kata pertama dalam sebuah tulisan.


Hilangkan mindset bahwa menulis itu harus selamanya tersusun atau dibangun oleh sistematika yang kaku, toh ini hanyalah sebuah tulisan ringan. Tulisan yang tidak mengadepankan sebuah formalitas, karena terkadang sesuatu yang bersifat formal itu cenderung terkesan tidak fleksibel, terpasung oleh sederetan formalitas yang menjadi tolak ukur kelayakan sebuah tulisan.  Benar begitu, bukan?
Kita ambil contoh sederhana saja. Ketika kita dulu duduk di bangku sekolah (mau SD, SMP, SMA, atau mungkin juga kuliah) untuk membuat sebuah cerpen saja, kita diajarkan untuk mulai menentukan: latar cerpen, setting, penokohan, klimaks, anti klimaks, bentuk konfliknya mau seperti apa, atau aturan-aturan lainnya yang sebenarnya hal tersebut tidaklah terlalu penting untuk diperhatikan dalam membuat sebuah cerpen. Padahal essensi dari cerpen itu sendiri kan untuk menyampaikan gagasan dan hikmah yang penulis cerpennya amanatkan dalam cerpen tersebut agar diinisiasi oleh para pembaca cerpen tersebut, ya kalau istilah agamisnya, cerpen dapat juga berfungsi sebagai media dakwah yang di dalamnya tidak terlepas dari pesan-pesan utama dakwah itu sendiri, bukan sebuah karya yang terpasung fleksibilitasnya dengan serentetan aturan yang pada tataran praktisnya malah membuat kreatiitas seorang penulis, terutama seorang penulis amatir malah terpenjara sendiri oleh aturan-aturan itu.
Okelah kita legalkan sebuah sistematis dalam sebuah tulisan, dan akupun setuju dalamhal ini, misalnya untuk membuat sebuah makalah ilmiah, karya tulis ilmiah, dunia surat menyurat, membuat laporan pertanggung jawaban, dan serentetan hasil tulisan lainnya yang berkaitan dengan formalitas juga, bukan dengan sebuah karya yang bersifat kasual seperti opini, cerpen, puisi, atau tulisan-tulisan lainnya yang sangat banyak ragamnya.
Ingat, daya kreativitas seseorang berbeda!
Apakah serentetan aturan dalam sebuah karya yang bersifat kasual seperti ini dapat menjamin kualitas karyanya? misalnya: wah cerpen yang anda tulis tidak bermutu, karena tulisan anda mengabaikan sistematika penulisan cerpen. Saya rasa tidak! Karena setiap orang punya cara sendiri dalam menuangkan hasil eksplorasi dari dunia imajinasinya pada sebuah karya yang bernama tulisan.
Ada sebuah trik nyentrik yang aku dapatkan dari kakak kelasku waktu aku masih duduk di bangku tsanawiyyah (setingkat SMP), ketika aku mengikuti ekstrakurikuler yang berbau tulis menulis yang dipimpin oleh beliau, hal yang pertama aku pelajari adalah bagaimana unuk berani menuangkan apa yang ada dalam otak secara spontanitas. Hal pertama yang beliau lakukan adalah beliau membacakan sebuah paragraf cerpen di depan semua murid kemudian beliau menyuruh kami untuk melanjutkan paragraf tersebut sesuai selera kami, ketika kami kehabisan kata untuk melanjutkan cerpen tersebut hanya ada kata “aku belum dapat ide untuk melanjutkan tulisan ini” yang boleh ditulis sampai kita punya kalimat lagi untuk melanjutkan cerpen tersebut sampai beliau mengatakan berhenti, dan hasilnya beragam. Beragam kepala beragam jenis cerpen. Dari paragraf pertama yang mengisahkan tokoh utama yang sedang duduk di depan meja rias kamarnya hingga ending yang sangat tidak terprediksi, sesuai dengan emosi penulisnya sendiri. Ada yang endingnya malah jadi perang, bunuh diri dengan gunting yang terletak di laci meja rias karena frustasi dengan berjuta masalah yang menimpanya, dan berbagai ending yang sangat tidak terprediksi.
Satu hal yang sangat berkesan bagiku dari sebuah pertemuan itu: menulis adalah sebuah cerminan hati dan emosi seseorang. Dengan menulis seseorang dapat menumpahkan amarahnya dengan lebih berarti, dengan menulis seseorang dapat meluapkan kegembiraannya, dengan menulis semua orang dapat mengungkapkan semua isi hatinya sebebas-bebasnya. Dan pasti di setiap tulisan itu pun akan terdapat hikmah yang dapt diambil oleh setiap orang yang membacanya baik secara tersurat maupun tersirat.
Dan yang paling menyenangkan dari apa yang telah diajarkan beliau adalah bahwa dengan menulis secara spontan itu kita dapat menuangkan segala hal yang terlintas dalam kepala kita secara spontan pula, sehingga rangkaian kata yang tertulis pun lebih mengalir dan jauh dari kesan didramatisir, dan disadari atau tidak dengan menulis secara spontan itu pun, semua sistematika cerpen tersebut dapat terpenuhi, seperti settingnya, penokohannya, alur ceritanya, dan segala sistematisnya.
Jadi, jangan ambil pusing untuk menulis!
Dan jangan lupa untuk diawali dengan bismillah dulu, ya.
Toh ketika salah pun kita akan mendapatkan masukkan dari orang lain tentang tulisan kita.
Jangan mikirin dulu sistematika!
Tapi pikirkan apa yang akan kita sampaikan, apa tujuan kita menulis, dan langsung tulis sebelum ide itu kembali menguap!
Kemudian:
Buka laptopnya dan buka microsoft word atau open office nya!
Awali dengan sebuah kalimat yang pada kali itu berkelebat di kepala anda!
Dan menulis pun dimulai!
Jangan revisi dulu tulisanmu sebelum selesai, karena merivisi di tengah-tengah itu hanya akan membuat tambah pusing saja (pengalaman pribadi), bahkan bisa terjadi penyimpangan alur tulisan itu sendiri dan yang membacanya pun akan merasakan bahwa ada kalimat yang hilang atau ‘aliran tulisannya’ terputus.
Setelah selesai menulis, baru publikasikan ke orang lain. Mau di blog, mau di note facebook, mau di mading sekolah, yang penting kita mendapatkan masukkan dari orang lain terhadap apa yang telah kita tulis.
Jangan putus asa ketika ada orang yang malah mengejek tulisanmu! karena terkadang sebuah hinaan dari orang yang antipati kepada kita itu lebih jujur daripada ssjuta pujian yang diucapkan oleh sahabat yang selalu simpati terhadap kita.
Setelah selesai, mari kita baca kembali tulisan kita dan pertimbangkan berbagai masukkan yang telah kita dapat untuk mengembangkan kreativitas menulis kita.
Dan setalah itu semua, mari kita berbagi tulisan kita! Karena berbagi itu indah...
O iya, jangan lupa setelah menulis akhiri dengan alhamdulillah
n_n

*tulisan spontanitasku yang sedang kebingungan untuk menuliskan apa yang harus aku tulis hingga menjadi sebuah tulisan juga. XD

Copyright @ 2013 elfaakir 23. Designed by Templateism | MyBloggerLab

About Metro

Follow us on Facebook