cerita lamaku... (*curhat)

Minggu, 06 Februari 2011

Peringatan!!!
Cerita ini adalah cerita non-fiksi.
Membacanya dapat menimbulkan kepenasaran, rasa ingin mencoba, dan semangat yang tiba-tiba melonjak.
Tidak disarankan untuk dibaca oleh ‘orang-orang yang telah mati sebelum dicabut nyawa’


Pengalaman PBSB ana.

Pra
Ana dapet undangan dari kantor untuk ikut meeting sosialisasi beasiswa depag dari pihak pesantren, setelah sebelumnya dikenalkan oleh kakak-kakak kelas yang juga mendapat beasiswa depag. Tapi pada meeting dengan pihak pesantren lebih terfokus pada petunjuk teknisnya saja.
Tentunya pada meeting itu juga sudah mulai mengajukan jurusan dan PTN yang diminati.
Dan hampir setiap minggu ada meeting untuk monitoring progress masing-masing santri yang sudah diseleksi oleh pihak pesantren untuk mengikuti pbsb (program beasiswa santi berprestasi) tersebut. Dalam salah satu meeting ana pernah mencoba untuk mengundurkan diri dengan alasan faktor ekonomi karena ana merasa mampu untuk kuliah dengan biaya sendiri, tapi ternyata pada persyaratan pbsb tersebut tidak mensyaratakan untuk santri yang tidak mampu, tapi hanya untuk santri yang berprestasi saja secara akademik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata raport yang diatas 7 dan nilai tiap pelajaran yang juga harus diatas 7.
Untuk penentuan jurusan pun itu diberlakukan bebas terbatas bagi anak ipa, dan ada beberapa jurusan yang hanya diperuntukkan bagi anak ips dan agama saja. Dikatakan bebas terbatas, karena tidak semua jurusan dapat dipilih sebagai minat untuk pbsb tersebut, tapi semua peserta diberikan kesempatan untuk menentukan pilihan 1 dan pilihan 2. Hanya jurusan2 tertentu saja yang dapat dipilih dalam pbsb tersebut. Misalnya dulu ana minat matematika ugm, tapi ternyata untuk matematika ugm itu tidak termasuk jurusan yang menjadi rekomendasi pada pbsb tersebut. Pun dengan quota masing2 PTN juga berbeda tergantung kesepakatan depag dan PTN yang bersangkutan, quota pun berlaku dalam skala nasional, tidak berlaku sistem quota daerah. Dalam artian, dalam penentuan santri2 yang berhak mendapatkan beasiswa depag menggunakan nilai dalam skala nasional, sehingga bisa jadi dari beberapa regional tidak ada santri yang terpilih untuk menerima beasiswa depag tersebut karena hasil tesnya yang kalah oleh santri dari regional lain.
Dalam meeting mingguan tersebut, ana dkk mengumpulkan syarat2 satu per satu, seperti foto, materai, fotocopy raport, akta, kk, dsb. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kekurangan syarat yang terkumpul pada saat deadline pengumpulan syarat2 habis. Kesemua syarat yang telah terkumpul itu dikumpulkan secara kolektif per sekolah di kantor depag masing2 kabupaten untuk dilakukan penyeleksian.
Dalam penyeleksian tahap pertama, hanya diseleksi hanyalah nilai raport saja, mirip seperti pmdk. Untuk santri yang punya nilai dibawah 7, walaupun 1 mata pelajaran langsung gugur dalam pbsb tersebut, dan untuk santri yang semua nilainya diatas 7 bisa langsung mengikuti seleksi tahap 2, itupun jika nilai rata2 raportnya tidak terpaut kalah jauh dengan nilai rata2 raport santri lain. Dalam penyeleksian tahap kedua, semua santri yang telah lolos seleksi tahap pertama, secara serempak berkumpul di tempat yang telah ditunjuk depag di provinsi masing2. Dan bagian inilah yang paling berkesan buat ana.
Hari H
Ana dkk beserta ustadz pebimbing datang ke MAN I Bandung untuk mengikuti seleksi tahap 2. Terlihat wajah2 luar biasa yang menyiratkan hanya santri dengan kualitas intelejensi menengah ke atas lah yang berhak ikut seleksi tahap 2. Ana dkk + ustadz datang ke MAN I Bandung dengan agak terlambat, hingga akhirnya kami tidak kebagian tempat menginap, dikarenakan penginapan yang telah disediakan mengalami overload. Banyak sekali rombongan santri yang saling adu harga penginapan untuk sekedar beristirahat, karena para santri berprestasi dari berbagai kota semuanya tumpah di MAN I Bandung pada hari yang sama. Ana bilang ke ustadz, “ustadz, mending ge tidur di handapeun tiang bendera we ari kieu mah, ke gugah2 pas upacara pembukaan”. Baru aja ana ngomong gitu, ternyata tiang bendera pun sudah ada yang menempati. :D
Hingga akhirnya kami putuskan untuk rg yang sehat tidur di masji berdesak2an dengan rombongan yang lain, sedangkan untuk ug dna santri rg yang sakit menginap di penginapan.
Singkat kata hari esoknya pun tiba. Hingga akhirnya ada kami bertemu dengan rombongan yang lain. Ada dua pesantren yang sejak ana datang, ana cari2. PPI 67 Benda, dan PPI 1 dan 2 Pajagalan. Dan ana pun bertemu dengan kedua rombongan tersebut. Itulah hari yang paling berkesan buat ana, karena pada hari itu kami, big 4 tsanawiyyah PPI 99 berkumpul di tempat yang sama untuk mengulang kejadian yang sama 3 tahun lalu, hanya berbeda materi saja. 3 tahun yang lalu kami bertemu dalam perlombaan bahtsul kutub tingkat tsanawiyyah, sedangkan pada hari itu kami bersama berjuang untuk sama2 mendapatkan beasiswa depag.
Pembukaan dimulai pada jam 7.00 WIB, dimulai dengan ceremonial formal hingga ajang kenalan antar santri secara informal *padahal semuanya akan bersaing untuk memperebutkan 485 kursi secara nasional*. Jumlah peserta Jabar adalah tertinggi secara nasional, mencapai hampir 1500 peserta dari jumlah total peserta yang berjumlah sekitar 3500 peserta secara nasional. Sangat terasa sekali hawa persaingan yag sportif antar sesama santri di lokal masing2 seleksi PTN.
Setelah ceremonial, semua peserta langsung menuju tempat tes yang telah ditentukan dengan luas tempat tes yang variatif tergantung jumlah peminat PTN masing2. Tapi, rata2 jumlah peminat masing2 PTN dari Jabar adalah sekitar 2 kelas, atau setara sekitar 40 peserta, kecuali ugm yang mencapai 200-an peserta, dan uin malik ibrahim yang hanya sekitar belasan peserta saja.
Semua materi tes dikerjakan dengan menggunaka n ljk, kecuali tes kepesantrenan. Tes yang pertama adalah tpa (tes potensi akademik) sekitar 80 soal selama 1,5 jam. Pada tpa soal yang disajikan adalah standar tpa seperti tes verbal (lebih ke linguistik, sinonim, antonim), logika, numerical, spasial, dsb. Tes kedua adalah tes b. inggris sebanyak 100 soal selama 1,5 jam juga, yang mencakup text, grammar, verb, syntax, dsb. Setelah itu ishoma, makan dikasih dari pihak depag, jadi gak perlu bawa makan. Setelah ishoma, sekitar jam 13.00 WIB atau sekitar 13.30 WIB semua peserta kembali ke tempat tes masing2 untuk mengikuti tes jurusan yang diminati sesuai bidangnya, misalnya untuk bidang teknik, maka tes yang diberikan pun adalah tes teknik berupa pelajaran2 ipa. Pun dengan ana, soal matematika sekitar 40 soal, fisika sekitar 25 soal, biologi sekitar 25 soal dan kimia sekitar 25 soal, selama 120 menit. Dalam penghitungan skor pun berlaku sistem snmPTN, dalam artian benar +4, salah -1, dan tidak diisi 0. Ana pun tidak bisa mengerjakan semua soal yang disajikan, karena ana secara pribadi merasa, soal yang disajikan dari depag lebih sulit daripada soal usm itb yang sebelum tes depag seleksi 2 ana ikuti. Ana cuman bisa mengerjakan sekitar 60%-75% dari seluruh soal yang disajikan, tapi itu pun dengan penuh perhitungan, sehingga dengan prosentase hanya sejumlah demikian ana masih punya harapan untuk dapat lolos, daripada diisi semuanya dengan peluang salah yang tinggi hanya akan membahayakan saja. Dan pada saa tes inilah terjadi kejadian yang lucu, karena ada salah satu peserta yang minta jawaban sama ana, hahaha. Setelah tes ini, semua peserta dipersilahkan unutk isho saja. Setelah istirahat dan sholat, kami kembali ke tempat tes untuk menuntaskan keseluruhan rangkaian tes, yaitu tes kepesantrenan. Soal2 yang disajikan pada tes kepesantrenan relatif mudah, pertanyaannya hanya mencakup wawasan kepesantrenan tingkat dasar, seperti istilah bagi kitab yang dipelajari di pesantren adalah....; nahu tingkat dasar, seperti fa’il, naibul fa’il; bahasa arab dasar, seperti mufradat; ilmu hadits dasar, seperti tingkatan hadits tertinggi adalah...., hadits yang mengandung sanad yang syadz sehingga hadits tersebut ditolak disebut dengan hadits...; ilmu tajwid; ilmu fiqh dasar, seperti thaharoh; dan wawasan kepesantrenan, seperti masalah jihad dan teroris. Semua jenis tes adalah pilihan ganda, kecuali essay pada tes kepesantrenan yang harus menyusun dan menulis do’a qunut. Dan kayaknya pada tes inilah banyak santri non-NU yang gagal, karena pada saat tes ini mayoritas pengawas berkata, “yang bukan NU pasti gak bakalan bisa”, tapi ada juga pengawas yang curang malah ngasih tahu jawabannya, ini biasanya terjadi pas hanya tinggal beberapa peserta saja dan mayoritas putri. Setelah tes ini berakhir, semua peserta pun keluar dari tempat tes dengan membawa snack dari depag dan kepala yang berasap karena terus2an dihadapkan pada soal2 tes, dan pulang ke negeri asalnya masing2.
Pasca
Setelah semua rangkaian tes, semua peserta diwajibkan untuk mengisi formulir secara online karena ada kesalahan prosedur dari depag nya sendiri, dna menunggu pengumuman secara online dan offline.
5 mei 2010, tepatnya ketika penutupan plkj, ana dapet sms dari kakak angkatan ipa 76 yang menyebutkan ana lulus tes depag dan diterima di its dengan pilihan 1, matematika. Sujud syukur langsung, cak! Pun dengan 3 teman ana yang lain.
Sepulang plkj ana dapet telepon juga dari tazkiya karena dapet beasiswa juga dari tazkiya, tapi itu jurusan perbank-an syariah, gak ada jiwa ekonomi nya ana mah, makanya ana tolak.
Sampai di kota Garut tercinta, ana langsung beli koran republika untuk memastikan pemberitahuan tersebut, dan ternyata ada nama ana dan 3 temen ana juga di halaman khusus pengumuman penerima beasiswa santiri berprestasi tersebut, berarti benar sms pagi tersebut.
Pulang dengan bahagia ke soreang, sampai rumah ada surat juga dari stei-yogya dapet gold scholarship juga, tapi lagi2 ekonomi syari’ah.
Setelah hari itu, sebulan terkahir di bandung dihabiskan dengan pulang pergi garut-bandung untuk mengurus surat pernyataan, dan surat2 pengantar untuk diserahkan ke PTN masing2.
Pas hari H keberangkatan, ana berangkat dengan membawa hal2 yang perlu dibawa sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh depag ke its, pun dengna ketiga teman ana ke ugm.
Kesan terakhir: capek yang menyenangkan.


Harapan:
Semua adik kelas yang kenal ana bisa dapet beasiswa depag juga bukan hanya adik kelas di PPI 76 saja, karena PPI adalah 1 ma’had yang sama walau terpencar di berbagai kota.
Karena:
• Beasiswa depag termasuk beasiswa yang sangat bergengsi
• Perlu terwujudnya generasi PERSIS yang juga melek ilmu umum dan berkuliah di PTN secara gratis-an pula, cz biaya kuliah mahal lho
• Perlu terciptanya santri masa depan yang multidimimensional, di bidang agama, sains, dan sosial secara komprehensif
• Suksesi para penggerak negara yang jago di bidang umum, tapi miskin ilmu agama. Sehingga memungkinkan terwujudnya indonesia yang makmur, aman, tentram,damai, dan yang terpenting bebas dari korupsi pada suatu saat.


Untuk Antum semua:
Ma’an najaah!
Kami santri PERSIS menunggumu di kelurga CSS MoRA (Community Santri Scholar of Ministry of Religion Affairs)

Comments

One Comment

RSS

Copyright @ 2013 elfaakir 23. Designed by Templateism | MyBloggerLab

About Metro

Follow us on Facebook